Olimpiade 2024 akan segera digelar, namun kontroversi telah muncul terkait kostum atlet AS yang dirancang oleh Nike. Nike baru-baru ini meluncurkan seragam resmi untuk atlet dari negara-negara yang disponsorinya untuk Olimpiade musim panas tahun ini. Acara peluncuran seragam tersebut berlangsung di Paris, Prancis, yang menjadi tuan rumah untuk acara olahraga tersebut.
Banyak atlet terkemuka, termasuk Serena Williams, ikut serta dalam memperagakan seragam tersebut, termasuk juga Anna Cockrell yang mewakili Amerika Serikat. Pada acara tersebut, Anna Cockrell tampil mengenakan kostum biru-merah yang terdiri dari sport bra bertuliskan 'USA' dan panties.
Nike juga memperkenalkan seragam serupa melalui media sosialnya, dengan foto resmi menunjukkan manekin mengenakan leotard dengan aksen resleting yang mengekspos bagian bawah secara ekstrem. Hal ini memicu perdebatan apakah kostum tersebut memadai bagi atlet perempuan. Apakah Nike sedang mencoba untuk mengonotasikan seksualitas mereka atau seharusnya lebih menekankan pada fungsionalitas pakaian yang memperlihatkan bakat atlet mereka?
Kritik terhadap kostum tersebut juga muncul dari beberapa atlet. Colleen Quigley, pelari halang rintang AS, menyatakan bahwa kostum tersebut jelas tidak dirancang untuk performa. Queen Harrison Claye, bintang lompat jauh, merespons dengan candaan bahwa klinik waxing seharusnya ikut mensponsori tim AS.
Sementara Katelyn Hutchison, pelari AS, menyindir dengan mengatakan bahwa ini seperti lelucon April. Nike kemudian menanggapi kritik tersebut dengan menyatakan bahwa telah melakukan konsultasi dengan ribuan atlet, termasuk banyak perempuan, untuk memahami kebutuhan tubuh mereka.
Katie Moon, seorang atlet AS yang disponsori oleh Nike, mengaku khawatir dengan pakaian yang ditampilkan oleh manekin, namun juga menegaskan bahwa atlet perempuan memiliki banyak opsi seragam untuk dipilih. Menurutnya, ini mungkin hanya masalah manekin yang digunakan dalam peluncuran. (NAD/FIN)
Komentar