Sebuah penelitian baru-baru ini menyoroti fenomena menarik dalam perilaku manusia, mulai dari usia 23 tahun, frekuensi tertawa dan senyum mereka cenderung menurun secara signifikan. Temuan ini mencerminkan beban pikiran yang meningkat seiring bertambahnya usia, sehingga mempengaruhi selera humor seseorang.
Studi yang diterbitkan dalam buku "Humour, Seriously" oleh Jennifer Aaker dan Naomi Bagdonas menunjukan penurunan frekuensi tertawa dan tersenyum ini terkait dengan peningkatan beban pikiran yang dialami oleh individu di usia tersebut. Salah satu aspek yang menonjol ialah keterkaitannya dengan dunia kerja.
âKita tumbuh dewasa, memasuki dunia kerja dan tiba-tiba menjadi orang yang serius dan penting,â tulis kedua penulis, dikutip dari The Independent.
Masih dari sumber yang sama, kedua penulis tersebut menuturkan bahwa anak usia 4 tahun rata-rata akan tertawa sebanyak 300 kali sehari. Sementara, seseorang berusia 40 tahun membutuhkan waktu dua setengah bulan untuk mendapatkan 300 kali tertawa.
Dampak pada Dunia Kerja
Setelah mengamati lebih dari 700 pekerja di berbagai industri, Aaker dan Bagdonas menemukan, banyak orang takut menunjukkan selera humor mereka demi mengejar profesionalisme. Tak hanya itu, orang-orang juga akan cenderung menyembunyikan kepribadian sebenarnya mereka di tempat kerja.
Implikasi Psikologis
Penelitian ini juga memiliki implikasi psikologis yang mendalam. Mengetahui bahwa frekuensi tertawa dan tersenyum cenderung menurun seiring bertambahnya usia dapat membantu kita memahami lebih baik tentang perubahan perilaku dan emosi yang terjadi dalam perkembangan manusia. Hal ini juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara tanggung jawab dan kesenangan dalam kehidupan sehari-hari.
Merasa Selera Humor Tidak Lucu
Selain itu, responden lain beralasan, mereka mempunyai ketakutan yang mendalam jika lelucon akan gagal atau tidak lucu. Mereka berpendapat bahwa untuk membuat orang lain tertawa, mereka harus menjadi orang yang lucu terlebih dahulu. Padahal, apabila digunakan dengan benar, humor dan komedi dapat menjadi kekuatan super bagi perusahaan.
Meskipun menurunnya frekuensi tertawa dan tersenyum pada usia 23 tahun bisa menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi beberapa orang, tetapi juga memberikan kesempatan bagi kita untuk lebih memahami bagaimana kita dapat menjaga keseimbangan antara tanggung jawab dan kesenangan dalam hidup kita. (Istimewa/FIN)
Komentar