Besok, seluruh warga negara Indonesia akan memilih presiden serta anggota legislatif melalui Pemilu. Mirisnya, banyak netizen Indonesia yang melaporkan kondisi psikologis tak menentu. Para ahli menyebutnya sebagai 'Election Stress Disorder'. 'Election Stress Disorder' merupakan kecemasan terkait pemilu, yang terjadi berlarut-larut dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari hingga menimbulkan stress.
"Pemilu adalah peristiwa berisiko tinggi yang memiliki implikasi jangka panjang dan konsekuensi serius,â ungkap Monifa Seawell, MD selaku Certified Pychiatrist at Atlanta.
Istilah 'Election Stress Disorder' pertama kali diciptakan pada tahun 2016 oleh psikolog Steven Stosny, PhD saat ia kewalahan menangani pasien selama siklus pemilu 2016. Stosny menggunakan istilah itu dalam sebuah artikel untuk The Washington Post. Lalu, apa aja gejala 'Election Stress Disorder'?
Gejala 'Election Stress Disorder':
- Kesulitan tidur karena merasa khawatir dengan apa yang dibicarakan dalam debat capres;
Baca juga: Mantan Pacar Laura Anna, Gaga Muhammad Bebas Bersyarat Usai Divonis 4,5 Tahun- Mengalami gangguan mental akibat berita seputar pemilu;
- Takut ketinggalan berita terbaru seputar pemilu;
- Muncul keinginan yang terlalu sering dalam mengecek ponsel untuk mencari berita setiap jam;
- Cemas berada di dekat orang-orang tertentu yang Anda tahu memiliki pandangan politik berbeda, khawatir bahwa topik tertentu akan muncul. (Istimewa/FIN)
Komentar