Pemerintah Irlandia mengalami surplus anggaran hingga Rp153,7 triliun. Dimana Ekonomi Irlandia diproyeksikan tumbuh sebesar 4,9% tahun ini dan 2,7% pada 2025. Dengan kelebihan anggaran ini, tentunya warga Irlandia harus menghadapi beberapa tantangan unik. Pemerintah Irlandia harus bisa mengelola dana yang berlebih ini tanpa menyebabkan inflasi dan ketidakstabilan ekonomi mereka.
David McWilliams, seorang ekonom terkemuka Irlandia, menjelaskan bahwa situasi ini adalah hasil dari kebijakan selama 20 hingga 30 tahun yang menjadikan Irlandia sebagai magnet bagi perusahaan multinasional, terutama dari Amerika Serikat (AS).
Dengan tarif pajak yang lebih rendah, banyak perusahaan besar seperti Apple, Google, dan Meta memilih Irlandia sebagai basis operasi mereka di Eropa. Namun, ini juga menciptakan ketergantungan pada beberapa perusahaan besar, yang membuat basis pajak Irlandia menjadi sempit.
âHal ini yang mendorong pembangunan yang seimbang antara sektor publik, perusahaan multinasional, dan perusahaan kecil,â pungkas David
Dengan adanya hal tersebut dapat memberikan bantuan kepada para usaha kecil yang sedang merintis atau mencari modal agar pembangunan di negara tersebut seimbang diberbagai sektor publik. Dengan harga perumahan yang melambung dan transportasi publik yang kurang, ada kebutuhan mendesak untuk investasi dalam sektor-sektor ini.
Namun, pemerintah Irlandia juga ingin menjaga citra yang baik di mata Eropa dan tidak ingin terlihat terlalu bergantung pada uang dari perusahaan-perusahaan besar. McWilliams menyarankan bahwa sebagian dari surplus ini bisa digunakan untuk mendirikan dana start-up yang akan mendukung bisnis kecil, sehingga menciptakan keseimbangan antara sektor publik, multinasional, dan usaha kecil. (EVA/FIN)
Komentar