Sebuah sekolah swasta di Surabaya berseteru dengan warga setempat karena kenaikan iuran penggunaan jalan yang diminta oleh pihak RW. Pihak sekolah mengeluhkan kepada Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, bahwa warga menutup akses jalan, sementara warga menyatakan sekolah menyebabkan kemacetan.
Dalam video yang dibagikan, terlihat pihak sekolah menceritakan kepada Armuji terkait warga yang menutup secara sepihak akses jalan utama. Terlebih menurut pengakuan warga, pihak sekolah tidak mau menaikan iuran jalan tersebut sesuai yang diminta para RW.
"Iuran RW minta 140jt/bulan, SMP Petra Surabaya di Jalan Manyar Tirtomulyo, Mulyorejo," cuit @dhemit_is_back, dilansir kilat.com pada 2 Agustus 2024.
"Terkait iuran warga setempat, kalau tidak mau bayar akses ditutup," sambungnya.
Sekolah keberatan dengan kenaikan iuran dari Rp25 juta menjadi Rp35 juta per RW, total Rp140 juta. RW menyebut kenaikan iuran untuk membayar gaji 30 satpam di sekitar perumahan. Armuji menyimpulkan kemacetan hanya alasan untuk menaikkan iuran dan jalan tersebut adalah fasilitas umum.
"Saya ngomong, kalau iurannya cocok enggak macet, tapi kalau enggak cocok dikata macet. Itu juga jalan umum, bukan milik perorangan karena sudah jadi fasilitas umum pemkot," jelasnya.
Ditambah, pihak sekolah sempat mengaudit pengelolaan iuran yang dikelola oleh warga ternyata masih banyak sisa. Dengan demikian Wakil Wali Kota Surabaya menyerahkan keputusan kasus ini kepada pihak sekolah untuk dibawa ke polisi atau tidak.
"Pihak sekolah audit sendiri, (iurannya) buat bayar 30 satpam, Satpamnya gajinya cuma Rp 2,5 juta, terus itu kali 30 (orang) hasilnya cuma berapa, sisanya masih banyak," ujarnya. (Istimewa/FIN)
Komentar