Presiden Joko Widodo menunjuk Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mematangkan regulasi tentang Family Office demi menarik investasi ke dalam negeri. Pemerintah tengah mengkaji potensi ekonomi dan pengaturan klaster keuangan bagi keluarga kaya di Indonesia. Nantinya, uang yang masuk tidak dikenai pajak.
Lewat skema Family Office ini, pemerintah berharap bisa menarik dana hingga 500 miliar dollar Amerika Serikat ke dalam negeri. Family office adalah perusahaan swasta yang menangani manajemen investasi dan manajemen kekayaan untuk keluarga kaya. Ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mentransfer kekayaan secara efektif antar generasi.
Adapun usulan pembentukan family office itu disampaikan Luhut kepada Jokowi pada pertengahan Juni lalu. Kala itu, Kepala Negara disebut sudah menyetujui pembentukan family office di Indonesia. Menurut Luhut, family office perlu dibentuk di Tanah Air mengingat tingginya permintaan.
âSaya bilang âbapak presiden kalau bapak setuju kita coba di siniâ. (Jokowi bilang) âsetuju Pak Luhut,â katan Luhut, baru-baru ini. Di sisi lain, Luhut berpendapat bahwa kepercayaan dunia terhadap Indonesia bakal semakin baik dengan adanya family office. Hal ini tentu akan menguntungkan. Family office, saat ini sudah ada di Singapura, Hong Kong, dan Abu Dhabi, yang bisa menjadi rujukan Indonesia.
Luhut menjelaskan, akhir-akhir ini peningkatan kondisi geopolitik di Hongkong, serta perubahan regulasi investasi di Singapura meningkatkan risiko dan ketidakpastian investor. Menurutnya, Indonesia bisa mengambil kesempatan ini untuk menjadi alternatif dengan membentuk Wealth Management Centre (WMC).
Menurut Luhut, hal itu meningkatkan risiko dan ketidakpastian investor di negara tersebut. Karenanya, Indonesia memiliki kesempatan membuat family office guna menampung uang konglomerat. âKarena, kondisi pertumbuhan ekonomi kita cukup kuat, kondisi politik pun juga stabil, serta orientasi geopolitik kita yang netral,â katanya.
Manfaat Family Office
Luhut menyebut kalau Family Office adalah salah satu upaya untuk menarik kekayaan dari negara lain demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, Family Office dapat meningkatkan penerimaan produk domestik bruto. Tak hanya itu, peluang lapangan pekerjaan baru juga dapat diperbanyak jika menggagas Family Office.
Apakah membutuhkan Family Office?
Seseorang membutuhkan Family office atau tidak tergantung pada besarnya dan kompleksitas kekayaan mereka, serta tuntutan yang diberikan kekayaan tersebut kepada keluarga mereka.
Situasi tertentu mungkin memerlukan berbagai spesialis, atau tim, dengan akses ke sumber daya bernilai tinggi yang dapat menangani berbagai masalah penting. Secara umum, mereka yang memiliki kekayaan bersih sebesar $200 juta mungkin mempertimbangkan untuk mendirikan Family office tradisional.
Pengamat Geo-Politik Hendrajit mengatakan Sebagai agenda terbuka selintas seperti mengajukan gagasan perlunya jasa layanan konsultasi dan bimbingan strategis pada orang-orang kaya untuk mengelola aset dan sumberdaya-nya secara efektif dan dapat jaminan pengamanan dari negara.
âSayangnya, Luhut yang mengklaim sudah dapat persetujuan presiden, tidak membeberkan terlebih dahulu Narasi Besar yang jadi alas apa pentingnya family office dibentuk. Siapa yang ia maksud orang-orang kaya? Bagaimana pertautan penguasa dan pengusaha di negeri kita selama ini? Bagaimana pendirian negara dalam hubungan antara kekayaan dan kekuasaan politik di negeri kita?â kata Hendrajit.
âTanpa menjawab dulu tiga pertanyaan strategis itu, maka wacana family office yang digulirkan Luhut malah berfungsi sebagai tabir buat melestarikan kolusi penguasa dan pengusaha yang sejak Orde Baru belum pernah dibereskan secara skematik dan tuntas. Mana yang murni kaum borjuasi nasional yang mandiri dan benar benar berorientasi bisnis. Dan mana yang selama ini cuma pengusaha-pengusaha gadungan yang menempel pada siapapun yang sedang berkuasa,â tambah Hendrajit.
âLuhut yang didikan Amerika, pastinya tahu betul ada dua wacana yang berbeda secara tajam ihwal hubungan antara kekayaan dan kekuasaan politik,â jelasnya. Hendrajit menuturkan Orang-orang Eropa Barat dan Amerika, terlepas watak sejatinya yang berorientasi kapitalisme, menjadi pebisnis swasta yang lantas jadi kaya, merupakan jalan menuju kekuasaan politik. Itulah Narasi Besar versi Barat. Jadi kaya dulu, barulah punya kekuasan politik.
Bagi orang orang Timur kata Hendrajit, utamanya negara-negara Asia termasuk Indonesia, yang masih dihantui kolaborasi kapitalisme-kolonialisme dengan feodalisme, Narasi Besarnya beda lagi. Kekuasaan politik adalah justru jalan untuk menjadi kaya.
âNah di sinilah wacana office family jadi rawan ketika Luhut tidak memperjelas pendirian politiknya terhadap dua Narasi Besar tadi. Atau jangan jangan, Luhut pura pura tidak tahu atau memang tidak mau tahu,â tukas Hendrajit
Luhut mengatakan Singapura saja memiliki 15.500 familly office. Namun, Indonesia tidak punya satu pun. Luhut mengatakan family office perlu dibentuk mengingat tingginya permintaan. Menurutnya, keluarga kaya di luar negeri tertarik menyimpan uangnya di Tanah Air. (VIN/SOF)
Komentar