Israel menyerang sebuah kamp pengungsi zona aman di Rafah di Gaza selatan pada Minggu, 26 Mei 2024. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina, yang terdiri dari perempuan dan anak-anak. Serangan terjadi di samping area logistik UNRWA di Tal as-Sultan dimana banyak tenda darurat yang menampung ribuan pengungsi Palestina.
Para pengungsi lainnya mencoba untuk memadamkan api dengan peralatan seadanya sembari mencari korban yang terbakar hidup-hidup di kamp pengungsian tersebut. Dilaporkan bahwa dalam serangan yang dilakukan oleh Israel dalam 24 jam terakhir telah menewaskan lebih dari 80 warga Palestina.
Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas, Ashraf Al Qidra mengatakan korban tewas dan luka akibat serangan Israel ke permukiman Tel Al-Sultan itu kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak. Di Rafah bagian barat itu, kata Qidra, adalah tempat pengungsian bagi para warga Gaza akibat agresi militer Israel yang kembali makin ofensif sejak lebih dari dua pekan lalu.
Bombardir serangan udara, dan rangkaian upaya operasi darat Israel itu terjadi akhir pekan lalu setelah Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag memerintahkan Negara Yahudi menghentikan agresi ke Rafah. Israel yang mengabaikan ICJ itu tetap melakukan serangan udara, dan mengerahkan pasukan operasi darat--termasuk tank--ke perbatasan Rafah.
Warga di Rafah mengatakan sejauh ini tank-tank dan tim operasi darat Israel itu belum masuk ke kota tersebut. Sementara itu Israel menyatakan operasi itu dilakukan untuk terus memburu milisi Hamas dan memaksanya keluar dari lubang-lubang persembunyian di Gaza, termasuk Rafah. (Istimewa/FIN)
Komentar