Menteri Keuangan Sri Mulyani ikut berkomentar mengenai ITB yang menawarkan pinjaman online untuk bayar uang kuliah. Kabar ini bermula dari sebuah unggahan viral di media sosial. Unggahan itu menampilkan foto pamflet berisi informasi cicilan kuliah bulanan yang dikelola oleh pihak ketiga.
Pada pamflet itu terdapat informasi program cicilan 6-12 bulan. Proses pengajuan dilakukan tanpa down payment (DP) dan jaminan apapun, layaknya aplikasi pinjol lainnya.
Sri Mulyani mengatakan fenomena itu menandakan mahasiswa di Indonesia membutuhkan dana untuk pendidikan. Pemerintah sebenarnya sudah hadir melalui berbagai beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Maka dari itu, ia meminta kepada LPDP untuk menggodok opsi student loan.
"Saat ini terkait dengan adanya mahasiswa yang membutuhkan bantuan pinjaman, kami sekarang sebetulnya sedang membahas dalam dewan pengawas LPDP meminta LPDP untuk mengembangkan kemungkinan men-develop yang disebut student loan," kata Sri Mulyani
Student loan atau pembiayaan pendidikan merupakan pemenuhan biaya kuliah dengan skema cicilan. Skema ini umumnya diterapkan di negara maju. Biasanya, student loan memiliki persyaratan maupun biaya yang cenderung lebih terjangkau. Selain itu, jangka waktu pelunasannya pun bisa setelah mahasiswa lulus berkuliah dan bekerja.
Meski begitu, Sri Mulyani mengatakan pihaknya tetap melakukan kajian mendalam soal wacana penerapan student loan. Pasalnya, di Amerika Serikat (AS) student loan pun menimbulkan masalah.
Oleh karena itu, pemerintah pun akan merumuskan bagaimana keterjangkauan dari pinjaman agar tak memberatkan mahasiswa. Di sisi lain, skema itu juga bisa mencegah kecurangan. (JES/FIN)
Komentar