Tega! Anak Down Syndrome Diduga Dipaksa Makan Daging Musang

Dalam sebuah video, seorang anak berkebutuhan khusus diduga menjadi korban perundungan. Anak tersebut nampak diminta untuk memakan daging kepala dari hewan musang. Setelah itu, mulai terdengar suara beberapa orang yang mengolok-olok anak berkebutuhan khusus tersebut. 

Risma Evita yang merupakan kakak korban, mengatakan tidak tahu persis bagaimana kejadian tersebut bisa terjadi. Karena ia mendapat informasi melalui ibunya melaui sosial media. 

"Cuma saya dihubungi ibu saya pas lagi kerja. Ibu saya tahu dari tetangga sekitar, jadi dari TikTok, terus viral dan masuk berandanya. Lalu di-share dan dikirim ke ibu saya link videonya. Setelah itu, baru ibu meminta tolong saya untuk cari pelakunya." ujarnya. 

Kakak korban tersebut juga menyampaikan, ia baru bisa berkomunikasi dengan akun TikTok yang memposting video perundungan adiknya. Dari pengakuannya, video tersebut diketahui berasal dari grup Whatsapp. 

Baca juga: Peramal India Ramalkan Perang Dunia III dan Kiamat Terjadi pada 29 Juni 2024

"Kalau begitu berarti sudah disebarluaskan lah ya. Tapi, tetap belum ada itikad baik. Akhirnya saya viralkan ke TikTok dan booming. Makanya sekarang saya lapor ke Polsek Katapang." jelasn Risma Evita, kakak korban. 

Risma mengaku sangat kecewa dan sedih melihat adiknya dirundung oleh para pelaku. Pasalnya hewan tersebut terlihat tidak layak untuk dimakan. 

"Kenapa setega itu ya. Posisi kami sudah sangat benar-benar hancur. Bahwa anak down syndrome itu tidak bisa dikasih makan apa saja. Karena mereka itu kekebalan tubuhnya berbeda dengan kita yang normal. Tidak sedikit anak down syndrome membawa penyakit dari lahir," tegasnya.

Kanit Reskrim Polsek Katapang, IPTU Acep Wijaya mengkonfirmasi bahwa video tersebut benar perundungan dan laporannya telah masuk ke Kepolisian.

"Iya benar, ada laporan dari keluarga tadi. Aduannya konsul, tentang viralnya video itu," ungkap Acep, Senin (16/12).

Acep juga mengatakan bahwa telah menindaklanjuti laporan tersebut. Dan, dirinya langsung mengantar keluarga ke Polresta Bandung untuk penyelidikan lebih lanjut. 

"Sudah kita antarkan ke Polresta Bandung untuk penyelidikan lebih lanjut," pungkasnya. (DES/FIN)