Banyak orang merasa tegang menunggu hasil Pemilu 2024 hingga membawa dampak tersendiri bagi kesehatan mental. Salah satu kondisi mental yang perlu diwaspadai usai pemilu adalah post election stress disorder (PEST). Apa sih itu?
Post election stress disorder (PEST) atau stres pasca pemilu adalah kondisi gangguan kesehatan mental yang tidak hanya bisa menyerang para politisi yang berkontestasi, tapi juga para pendukungnya lho! PEST melibatkan kecemasan yang ditandai dengan perasaan putus asa atau ketakutan setelah berakhirnya pemilu politik yang kritis.
Ternyata, post election stress disorder sering kali terjadi setelah pemilu presiden, namun bisa juga terjadi pada pemilu lainnya dimana seseorang merasa terikat secara emosional. Orang-orang yang sedikit atau tidak tertarik pada politik mungkin tidak mengalami stres seperti ini.
Gejala awal dari gangguan kesehatan yang paling banyak muncul adalah stres akibat memikirkan hasil pemungutan suara nantinya. Kondisi stres ini juga bisa berlanjut menjadi depresi atau psikosis yang lebih para apabila tidak disadari dengan segera.
"Paling awal adalah stres, merasa tertekan. Yang sering pada kasus pasca pemilu yaitu gangguan penyesuaian. Ada sesuatu sangat bermakna, dia kesulitan adaptasi. Dia mengalami kekalahan lalu harus berhadapan dengan konsekuensi. Itu kalau nggak siap mental, bisa jadi kecemasan. Kecemasan nggak dikelola dengan baik, jadi depresi," ungkap dr. Ashwin Kandouw selaku Sp.KJ, Ahli Kedokteran Jiwa.
Gejala post election stress disorder (PEST):
- Meningkatnya kecemasan
- serangan panik
- ketakutan akan masa depan
- kemarahan yang tidak terkendali
- pikiran negatif yang terus berputar tanpa henti
Ada dua cara untuk menangani masalah mental pasca pemilu ini yaitu dengan pemberian obat untuk atasi kecemasan, depresi, dan psikosis. Kemudian, ada juga psikoterapi yang sifatnya bisa membantu penderita untuk kembali beradaptasi dengan stres sehingga ia bisa menerima situasi dan melanjutkan hidup. (Istimewa/FIN)
Komentar