Binus School Simprug buka suara soal dugaan bullying terhadap seorang siswa inisial RE (16). SMA Binus mengambil tindakan dengan memberi sanksi skors terhadap 8 siswa yang terlibat perselisihan. Tim Hukum Yayasan Bina Nusantara, Otto Hasibuan mengatakan pelapor mendesak pihak sekolah mengeluarkan siswa pelaku bullying.
"Kan kita nggak bisa ambil begitu dulu dong (mengeluarkan siswa), karena ini siswa kan. Kita harus skorsing dulu. Nah nanti kalau prosesnya lebih lanjutnya terbukti ada pidana sebagainya, ya pasti akan ada sanksi lebih keras lagi lebih daripada itu. Jadi sekolah itu selalu menimbang yang terbaik buat kepentingan siswanya,â ungkap Otto.
Binus School Simprug membantah terjadinya perundungan hingga pelecehan seksual di sekolah. Untuk menguatkan bantahan, mereka menampilkan rekaman kamera pengawas dan video yang didapat dari salah satu siswa.
"Kami berat hati untuk memutar ini. Kami berdiskusi berapa hari untuk memutuskan apa ini harus kami buka, yang sesungguhnya ini sudah kami miliki positif ini ada tetapi tidak ada pilihan buat kami ya tidak ada pilihan, karena digambarkan dengan rupa apa yang sesungguhnya terjadi, sehingga bukti ini mungkin bisa menjelaskan betul gak tuduhannya itu bahwa Binus ada-ada pengeroyokan ya, betul gak ada pelecehan sosial betul gak umpamanya bahwa Binus membiarkan dan sebagainya," ujar Otto.
Sebelumnya, RE (16) mendapatkan bullying oleh terduga pelaku setiap hari hingga mengalami trauma, dan korban harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Kuasa hukum korban, Sunan Kalijaga mengatakan, terduga pelaku mengaku anak pejabat sehingga melancarkan aksi bullying secara verbal dan non verbal kepada korban.
Sunan Kalijaga mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kasus tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan. Laporan terdaftar dengan nomor LP/B/331/I/2024/SPKT Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya. Adapun terlapor empat siswa Binus berinisial KE, R, K, dan C.
âSudah mulai itu secara verbal dibully setiap hari. Sampai ada dugaan pelecehan seksual di hadapan orang banyak. Ada kekerasan, ada pemukulan, bahkan dia digilir, digebukinnya digilir, disaksikan banyak orang secara dua hari berturut-turut. Akhirnya anak korban ini dibawa ke RS Pertamina. Setelah itu dia trauma nggak berani masuk sekolah,â ungkap Sunan Kalijaga. (Istimewa/FIN)
Komentar