Capres Nomor urut 3 Ganjar Pranowo ikut menanggapi terkait melonjaknya harga beras yang mencapai Rp19 ribu per kilogram. Ia mendesak pemerintah segera melakukan operasi pasar. Ganjar menyinggung bantuan sosial (bansos) yang digencarkan oleh pemerintahan Presiden RI Joko Widodo.
Menurut Ganjar, bansos tidak bisa menjadi solusi dari kenaikan harga beras. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menyebut tujuan bansos dibagikan adalah untuk meringankan beban masyarakat. Namun, jika dilakukan di saat momentum Pemilu, maka akan memunculkan interpretasi yang berbeda.
âKalau hari ini harga beras naik solusinya bukan bansos, tapi operasi pasar. Kalau tidak, maka seperti kemarin saya keliling harga Rp14 ribu sampai Rp15 ribu dan sekarang sampai Rp19 ribu. Saya kira sudah alert buat pemerintah. Segera seluruh instrumen diturunkan. Saya kira manajemen ini tidak sulit hanya butuh mau saja," ungkap Ganjar.
Adapun harga beras diproyeksikan mulai turun pada pekan depan. Harga Gabah Kering Panen atau GKP tingkat petani di beberapa produsen gabah sudah turun sejak awal pekan ini.
Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia Sutarto Alimoeso mengatakan, penurunan harga GKP didorong oleh peningkatan panen gabah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Harga GKP di kedua provinsi ini sebagian besar telah turun di bawah Rp8.000 per kg.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyerahkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Gedung Kawasan Pertanian Terpadu, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Saat berdialog dengan masyarakat, mantan Gubernur DKI Jakarta itu memastikan bahwa masyarakat telah menerima bantuan beras pada bulan Januari 2024.
"Bulan Januari sudah terima? Ini yang bulan Januari. Berarti nanti Februari dapat lagi, Maret dapat lagi. Siapa yang enggak setuju? April dapat lagi, Mei dapat lagi, Juni dapat lagi," ucap Jokowi. (Istimewa/FIN)
Komentar