Pemerintah Korea Selatan menawarkan dana sebesar US$500 per bulan atau setara Rp7,4 juta bagi anak muda, untuk mendorong mereka keluar rumah dan kembali terhubung serta bergaul dengan masyarakat. Anak muda yang merasa dirinya merana, berusia 9 hingga 24 tahun, berhak menerima tunjangan bulanan ini.
Pemerintah akan membayar untuk biaya makan, pakaian, perumahan, dan biaya hidup lainnya bagi anak muda tersebut. Anak muda yang memenuhi syarat akan menerima uang dalam bentuk barang atau uang tunai yang dikirim ke rekening bank mereka, sedangkan mereka yang di bawah usia 18 tahun, uang akan dikirim ke rekening orang tua atau kakek-nenek mereka dengan persetujuan mereka.
Dalam aturan yang dicanangkan pada April 2023 tersebut, pemberian bantuan secara khusus menyasar kaum muda sebagai bagian dari Undang-Undang Dukungan Kesejahteraan Pemuda yang lebih besar, yang bertujuan untuk mendukung orang-orang yang sangat menarik diri dari masyarakat, serta kaum muda tanpa wali atau perlindungan sekolah yang berisiko mengalami kenakalan.
Kelompok yang mendapat tunjangan adalah mereka yang hidup dengan keluarga dengan penghasilan kurang dari 5,4 juta won atau Rp 64 juta. Para pemuda dapat mengajukan permohonan untuk program ini di pusat kesejahteraan administratif setempat; wali, konselor, atau guru mereka juga dapat melamar atas nama mereka.
"Kaum muda yang tertutup dapat mengalami pertumbuhan fisik yang lebih lambat karena pola hidup yang tidak teratur dan gizi yang tidak seimbang, dan kemungkinan besar akan menghadapi kesulitan mental seperti depresi karena kehilangan peran sosial dan adaptasi yang tertunda," kata kementerian tersebut, sambil menekankan pentingnya dukungan aktif dari pemerintah.
Laporan ini juga merinci rencana masa depan untuk tindakan lebih lanjut, seperti mendistribusikan pedoman kepada pemerintah daerah, meningkatkan jaring pengaman sosial remaja dan sistem deteksi dini, dan bekerja lebih erat dengan fasilitas kesejahteraan remaja seperti tempat penampungan atau pusat rehabilitasi.
Remaja yang terisolasi seringkali berasal dari latar belakang keluarga yang kurang beruntung dan 40 persen mulai hidup menyendiri saat remaja, menurut dokumen pemerintah yang menguraikan langkah-langkah tersebut. (Istimewa/FIN)
Komentar