Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berupaya menciptakan pemerataan jumlah wisatawan di Bali melalui peluncuran paket wisata 3B yang mencakup Banyuwangi, Bali Barat, dan Bali Utara. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan alternatif destinasi yang lebih beragam dan mengurangi konsentrasi wisatawan yang selama ini terpusat di Bali bagian selatan.
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menjelaskan bahwa kepadatan wisatawan di destinasi favorit Bali bukan disebabkan oleh jumlah wisatawan yang berlebihan, melainkan oleh ketidakseimbangan distribusi yang terfokus di bagian selatan pulau.
"Kami menyadari bahwa Bali bagian utara dan barat memiliki potensi wisata yang besar namun belum maksimal tereksplorasi," ujarnya.
Dalam upaya meratakan arus kunjungan, Kemenpar meluncurkan paket wisata 3B pada September 2024 yang melibatkan kerjasama dengan pemerintah daerah serta pemangku kepentingan lainnya.
Paket ini mengajak wisatawan untuk mengeksplorasi berbagai daya tarik alam, budaya, dan produk wisata buatan di wilayah-wilayah tersebut. Destinasi yang termasuk dalam paket ini antara lain Desa Wisata Pemuteran dan Desa Wisata Les di Bali Utara, serta Taman Nasional Bali Barat di Jembrana yang terkenal dengan keberadaan burung jalak Bali. Selain Bali, Banyuwangi juga diikutsertakan dalam paket ini dengan destinasi unggulan seperti Desa Wisata Kemiren, G-Land, Kawah Ijen, dan Alas Purwo.
"Kami berharap dengan paket ini, wisatawan dapat menikmati pengalaman yang lebih beragam di berbagai sudut Bali dan sekitarnya," tambah Widiyanti.
Kemenpar juga mengajak komunitas dan media nasional maupun internasional untuk meliput dan memperkenalkan destinasi wisata di Kabupaten Buleleng, Bali Utara, sebagai bagian dari promosi lebih lanjut. "Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketimpangan distribusi wisatawan, sambil mendorong pengembangan pariwisata yang berkelanjutan," ujar Widiyanti.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, menekankan pentingnya kebijakan pariwisata berkelanjutan yang mendukung pelestarian budaya dan lingkungan Bali.
"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pelaku industri pariwisata untuk menangani isu-isu seperti pengelolaan sampah dan polusi yang ditimbulkan oleh pariwisata," jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kemenpar juga mengembangkan 5 Destinasi Super Prioritas (DPSP) di luar Bali, seperti Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.
Selain itu, Kemenpar terus mempromosikan pariwisata berbasis masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keberlanjutan alam Bali melalui edukasi kepada wisatawan dan penguatan regulasi lingkungan. (DEF/FIN)
Komentar