Manajemen Rumah Sakit (RS) Medistra Jakarta Selatan meminta maaf kepada publik atas gaduh isu dugaan diskriminasi hijab yang dialami oleh salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen. Direktur RS Medistra Agung Budisatria menyesali terjadinya kesalahpahaman yang dilakukan oleh salah satu karyawan RS Medistra tersebut.
âKe depan, kami akan terus melakukan proses kontrol ketat terhadap proses rekrutmen ataupun komunikasi," kata Agung.
Dia mengatakan pemantauan proses rekrutmen tersebut sebagai langkah evaluasi dan pelayanan yang lebih baik. Agung mengatakan pihaknya meminta maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Permohonan maaf ini akibat isu diskriminasi yang dialami oleh salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen. Dia mengatakan hal tersebut tengah dalam penanganan manajemen.
"Rumah Sakit Medistra inklusif dan terbuka bagi siapa saja yang mau bekerja sama untuk menghadirkan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat," ujarnya.
Hal ini bermula ketika Dr. dr. Diani Kartini, SpB., Subsp.Onk(K) menulis surat untuk Manajemen RS Medistra viral di media sosial. Kerabat Diani menceritakan bahwa jika dirinya diterima bekerja di RS Medistra harus siap melepas hijab. Menurutnya, hal ini tak boleh terjadi, sebab RS Medistra bukan rumah sakit yang berbasis agama.
"Bersedia lepas jilbab nggak gitu" kan itu ngaco ya menurut saya, maksudnya di era sekarang kita lihat rumah sakit rumah sakit yang lain pun sekarang sudah memperbolehkan. Kerabat saya yang mendaftar dokter umum, eh benar diwawancara ditanya seperti itu. Katanya karena ini adalah rumah sakit internasional yang memperhatikan performance,â ungkap Diani.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi permintaan maaf dari RS Medistra terkait polemik tersebut.
"Jika benar Direktur RS Medistra sudah menyampaikan permohonan maaf kepada publik karena telah melarang dokter-perawat muslimah yang bekerja di rumah sakitnya memakai jilbab, maka MUI tentu saja perlu memberikan apresiasi terhadap hal demikian," ucap Wakil Ketua MUI Anwar Abbas, Senin (2/9/2024).
Menurut Abbas, permintaan maaf dari RS Medistra membuat suasana lebih tenang. Abbas menilai polemik itu telah menciptakan kegaduhan di masyarakat. (Istimewa/FIN)
Komentar